Hall of fame POIN Magz
tahun ke-2
Halo.
Kembali lagi bersama POIN Magz di bulan Mei. Bulan Mei dilengkapi dengan banyak hari-hari penting seperti Hari Pendidikan Nasional dan mungkin hari ulang tahun pacar kalian. Bulan Mei juga menjadi rumah untuk didirikannya POIN Multiply pada 16 Mei 2008 lalu. Lima tahun ditambah empat hari setelahnya, POIN Magz juga lahir mengisi kekosongan POIN Multiply yang baru saja hilang saat itu. Tapi mari kita kesampingkan masa lalu sejenak dan melihat apa yang kita punya sekarang. Jadi, apa yang sudah diraih POIN Magz selama dua tahun eksistensinya? Apakah sudah lebih baik dari kakaknya? Atau justru lebih buruk? Saya Bagazkarap selaku perwakilan staf Redaksi akan menuntun kalian menemukan suatu jawaban.
Setelah terbit perdana pada tanggal 20 Mei 2013, POIN Magz mendapat tanggapan beragam dari netizen yang selama ini mengenal POIN dalam bentuk komunitas. Cukup antusias, jika saya harus katakan. Melihat itu, kami berencana untuk semakin menggiatkan aktivitas kami. Mulai dari penambahan bab baru sampai karyawan baru. Satu, dua, tiga bulan dilalui dengan baik dan konsisten. Kami bahkan mengadakan kembali acara-acara trademark POIN seperti POIN League, Melodia, dan Pokemon of the Year. Fitur lama pun kami persembahkan kembali. Tahun pertama berlalu sangat cemerlang. Meski, ya, ada beberapa acara yang pada akhirnya kandas di tengah jalan. Tapi kalau perlu dirata-rata, aktivitas POIN Magz cukup bagus untuk tahun pertamanya. Lalu bagaimana dengan tahun kedua?
Tahun kedua yang ditandai dengan edisi ke-13 masih menampakkan konsistensi yang cukup baik. Kami masih melakukan penerbitan dengan rutin tiap pertengahan bulan. Sampai, kira-kira akhir tahun 2014. Kinerja kami berkurang karena kesibukan masing-masing saat itu. Pemotongan berbagai bab pun tidak dapat dihindari lagi. Mau bagaimana lagi, ini sudah nasib untuk sebuah majalah online yang sebenarnya hanya dibuat disela-sela kesibukan kami. Akhir tahun 2014 berakhir dengan hanya 7 bab saja.
Tahun 2015 pun dimulai. Kami berniat untuk kembali menggiatkan aktivitas kami di tahun ini. Tapi kenyataan 90% berbeda dari harapan. Tiga bulan terlewatkan tanpa satu edisi terbit sedikitpun. Well, kebanyakan penulis kami memang menempuh ujian-ujian di bulan-bulan tersebut, jadi mau bagaimana lagi. Tapi kalau dilihat balik lagi, apakah memang karena itu? Cuma itu? Hmm... Apakah sebenarnya dalam lubuk hati kami kami hanya tidak ingin melakukannya? Ah, ini tak lebih dari sebuah hobi belaka. Tapi sekali lagi, apa karena itu sebabnya? Hmm... Oh, iya, pembacanya sekarang kan gak tentu, jadi bukan salah kami. Tapi... apa benar karena itu sebabnya?
Kalau saya bilang, semua pemikiran diatas tidak ada salahnya. Tapi juga salah. Lho? Kok bisa gak salah tapi salah? Pada dasarnya manusia selalu mencari alasan untuk sesuatu. Entah itu alasan benar atau palsu. Tapi apakah mencari alasan itu sesuatu yang mutlak? Apakah kita harus menghapuskan pemikiran-pemikiran diatas? Jadi apakah POIN Magz itu lebih baik atau lebih buruk dari kakaknya? Lalu untuk apa saya merajuk ke poin-poin ini? Sama seperti saya telah tuliskan diatas, semua ini adalah untuk membuat para pembaca tulisan ini menemukan jawaban masing-masing. Bagaimana kamu melihat POIN Magz selama ini? Apa yang kamu harapkan dari POIN Magz kedepannya? Tidak ada yang salah. Tidak ada yang benar. Tidak ada yang perlu disalahkan. Tidak ada yang perlu menyalahkan. Hanya kalian sendiri yang tahu jawaban kalian.
Lalu apa jawaban saya? Saya ingin POIN Magz menjadi lebih baik lagi, tidak muluk-muluk. Kalau bisa saya ingin membangkitkan komunitas POIN lagi. Tapi kali ini tidak dalam bentuk semu, melainkan bentuk komunitas yang sebenarnya. Saya ingin POIN Magz menjadi sebuah majalah resmi komunitas yang konkrit tersebut. Ya, sebuah komunitas dianggap sebagai komunitas memang tidak hanya melalui bentuknya, tapi ikatan para anggotanya. Tapi ini jawaban saya untuk POIN Magz yang lebih baik. Saya akan mencoba berusaha sebisa saya untuk mencapainya. Ada kalanya pemikiran-pemikiran seperti yang saya sebutkan diatas terlintas di kepala saya, tapi sampai sekarang saya masih bisa membunuh pemikiran-pemikiran tersebut. Betapa senangnya saya jika dalam keadaan seperti itu, ada suara-suara yang akan selalu mengingatkan saya pada mimpi saya. Mimpi yang memang bukan prioritas, tapi tetaplah menjadi keinginan saya suatu saat nanti.
Kembali lagi bersama POIN Magz di bulan Mei. Bulan Mei dilengkapi dengan banyak hari-hari penting seperti Hari Pendidikan Nasional dan mungkin hari ulang tahun pacar kalian. Bulan Mei juga menjadi rumah untuk didirikannya POIN Multiply pada 16 Mei 2008 lalu. Lima tahun ditambah empat hari setelahnya, POIN Magz juga lahir mengisi kekosongan POIN Multiply yang baru saja hilang saat itu. Tapi mari kita kesampingkan masa lalu sejenak dan melihat apa yang kita punya sekarang. Jadi, apa yang sudah diraih POIN Magz selama dua tahun eksistensinya? Apakah sudah lebih baik dari kakaknya? Atau justru lebih buruk? Saya Bagazkarap selaku perwakilan staf Redaksi akan menuntun kalian menemukan suatu jawaban.
Setelah terbit perdana pada tanggal 20 Mei 2013, POIN Magz mendapat tanggapan beragam dari netizen yang selama ini mengenal POIN dalam bentuk komunitas. Cukup antusias, jika saya harus katakan. Melihat itu, kami berencana untuk semakin menggiatkan aktivitas kami. Mulai dari penambahan bab baru sampai karyawan baru. Satu, dua, tiga bulan dilalui dengan baik dan konsisten. Kami bahkan mengadakan kembali acara-acara trademark POIN seperti POIN League, Melodia, dan Pokemon of the Year. Fitur lama pun kami persembahkan kembali. Tahun pertama berlalu sangat cemerlang. Meski, ya, ada beberapa acara yang pada akhirnya kandas di tengah jalan. Tapi kalau perlu dirata-rata, aktivitas POIN Magz cukup bagus untuk tahun pertamanya. Lalu bagaimana dengan tahun kedua?
Tahun kedua yang ditandai dengan edisi ke-13 masih menampakkan konsistensi yang cukup baik. Kami masih melakukan penerbitan dengan rutin tiap pertengahan bulan. Sampai, kira-kira akhir tahun 2014. Kinerja kami berkurang karena kesibukan masing-masing saat itu. Pemotongan berbagai bab pun tidak dapat dihindari lagi. Mau bagaimana lagi, ini sudah nasib untuk sebuah majalah online yang sebenarnya hanya dibuat disela-sela kesibukan kami. Akhir tahun 2014 berakhir dengan hanya 7 bab saja.
Tahun 2015 pun dimulai. Kami berniat untuk kembali menggiatkan aktivitas kami di tahun ini. Tapi kenyataan 90% berbeda dari harapan. Tiga bulan terlewatkan tanpa satu edisi terbit sedikitpun. Well, kebanyakan penulis kami memang menempuh ujian-ujian di bulan-bulan tersebut, jadi mau bagaimana lagi. Tapi kalau dilihat balik lagi, apakah memang karena itu? Cuma itu? Hmm... Apakah sebenarnya dalam lubuk hati kami kami hanya tidak ingin melakukannya? Ah, ini tak lebih dari sebuah hobi belaka. Tapi sekali lagi, apa karena itu sebabnya? Hmm... Oh, iya, pembacanya sekarang kan gak tentu, jadi bukan salah kami. Tapi... apa benar karena itu sebabnya?
Kalau saya bilang, semua pemikiran diatas tidak ada salahnya. Tapi juga salah. Lho? Kok bisa gak salah tapi salah? Pada dasarnya manusia selalu mencari alasan untuk sesuatu. Entah itu alasan benar atau palsu. Tapi apakah mencari alasan itu sesuatu yang mutlak? Apakah kita harus menghapuskan pemikiran-pemikiran diatas? Jadi apakah POIN Magz itu lebih baik atau lebih buruk dari kakaknya? Lalu untuk apa saya merajuk ke poin-poin ini? Sama seperti saya telah tuliskan diatas, semua ini adalah untuk membuat para pembaca tulisan ini menemukan jawaban masing-masing. Bagaimana kamu melihat POIN Magz selama ini? Apa yang kamu harapkan dari POIN Magz kedepannya? Tidak ada yang salah. Tidak ada yang benar. Tidak ada yang perlu disalahkan. Tidak ada yang perlu menyalahkan. Hanya kalian sendiri yang tahu jawaban kalian.
Lalu apa jawaban saya? Saya ingin POIN Magz menjadi lebih baik lagi, tidak muluk-muluk. Kalau bisa saya ingin membangkitkan komunitas POIN lagi. Tapi kali ini tidak dalam bentuk semu, melainkan bentuk komunitas yang sebenarnya. Saya ingin POIN Magz menjadi sebuah majalah resmi komunitas yang konkrit tersebut. Ya, sebuah komunitas dianggap sebagai komunitas memang tidak hanya melalui bentuknya, tapi ikatan para anggotanya. Tapi ini jawaban saya untuk POIN Magz yang lebih baik. Saya akan mencoba berusaha sebisa saya untuk mencapainya. Ada kalanya pemikiran-pemikiran seperti yang saya sebutkan diatas terlintas di kepala saya, tapi sampai sekarang saya masih bisa membunuh pemikiran-pemikiran tersebut. Betapa senangnya saya jika dalam keadaan seperti itu, ada suara-suara yang akan selalu mengingatkan saya pada mimpi saya. Mimpi yang memang bukan prioritas, tapi tetaplah menjadi keinginan saya suatu saat nanti.
- - -