Pyrina
Pada awalnya adalah Cahaya dan Kegelapan, yang manusia sebut Lumina dan Umbra. Kedua elemen yang tercipta atas berbagai emosi dan kepribadian manusia itu bergabung, kekuatan yang bergejolak di dalamnya menghasilkan Kekacauan, yang manusia sebut Ataxia. (2) Dari dalam pusaran Ataxia, terbentuklah sebutir telur, telur yang dibuahi oleh Lumina dan Umbra sendiri. Makhluk yang lahir dari Ataxia terlahir, yang kemudian manusia panggil Arch Deus, yang juga disebut Arceus. (3) Arceus kemudian mengawali penciptaan makhluk yang berbeda daripada yang pernah ada sebelumnya, makhluk-makhluk istimewa yang dianugerahi berbagai macam keahlian untuk hidup berdampingan dengan makhluk superior sebelumnya, manusia. Manusia yang telah ada jauh sebelum Arceus hidup berdampingan dengan ciptaan makhluk itu.
Manusia adalah makhluk yang istimewa. Mereka tidak pernah dapat ditebak, dan kepribadian mereka sangat beraneka ragam, jauh lebih banyak dari jumlah bintang-bintang di langit atau pasir di laut. (2) Adapun manusia terbagi atas dua jenis: Bios, yang memiliki masa hidup singat dan secara umum lebih lemah dari kerabat mereka, serta Zoes, yang lahir dengan kemampuan setara dengan dewa dan memiliki masa hidup tidak diketahui. Karena perbedaan-perbedaan mereka, Zoes dan Bios hidup saling menjauhi. Bios menduduki Planet, sementara Zoes membangun tempat tinggal mereka di balik langit.
Arceus melihat apa yang terjadi antara para Zoes dan para Bios. Ia melihat bahwa para Bios dapat hidup bersahabat dengan ciptaannya, sementara para Zoes tampak kesepian di kota mereka. (2) Karena itulah ia memberkati para Zoes dengan kekuatan Ataxia, sehingga mereka dapat menciptakan Yang Kuat untuk membantu mereka. Seorang Bios mengetahui perbuatan Arceus, dan Arceus membaca isi hatinya; karena itulah, untuk menghibur para Bios, Arceus mengirimkan piringan-piringan berisi serpihan dari kekuatannya dan menyebarkannya ke penjuru Planet. (3) Semenjak saat itu, para Bios terus memanfaatkan kekuatan mereka dan ciptaan Arceus untuk kehidupan mereka, sementara para Zoes memanfaatkan berkat Arceus untuk melakukan hal yang sama.
Abad demi abad berlalu, para Zoes masih hidup terpisah dengan para Bios. (2) Para Bios telah berhasil mendirikan peradaban yang menakjubkan di muka Planet, membuat hati para Zoes bersemangat. Sementara para Bios sendiri mendirikan sebuah sistem kerajaan besar yang mereka beri nama Arcadia. (3) Para Zoes yang tergabung dalam Arcadian Judges menggunakan kekuatan mereka untuk menegakkan kebenaran dan membantu kedua ras.
Suatu hari, seorang lelaki Bios bernama Chamou jatuh cinta pada seorang Zoes bernama Zestasia. Mereka akhirnya menikah, pernikahan mereka dirayakan sebagai pernikahan antara Bios dan Zoes yang pertama. (2) Kebahagiaan memenuhi kedua pasangan ketika Zestasia melahirkan puteri mereka, yang mereka beri nama Esthel. (3) Lima tahun kemudian, Zestasia melahirkan anaknya yang kedua, seorang putera yang mereka beri nama Soma. (4) Esthel tidak memiliki kemampuan Zoes dari ibunya, namun memiliki hati yang tenang dan senang memberikan senyuman. Senyuman hangat dari Esthel dapat menenangkan hati manusia dan pokemon serupa. Selain itu, Esthel memiliki keunikan yang diturunkan dari ibunya, yakni rambut putih yang halus. Pada ibunya, rambut itu menjadi simbol elemen Normal yang dikaruniakan oleh Yang Kuat; namun pada Esthel, rambut itu hanya sebuah hiasan. (5) Di sisi lain, Soma memiliki kemampuan Zoes dan sangat cepat mempelajari berbagai macam tehnik, termasuk tehnik pertarungan.
Tahun-tahun berlalu dengan damai, hingga suatu hari kota tempat tinggal Soma dan keluarganya diserang oleh sekelompok orang pengendali pokemon yang dipanggil Tamauro. Mereka memporak-porandakan kota. Keluarga Soma berhasil melarikan diri dalam keadaan terluka parah. (2) Chamou dan Zestasia meninggal di penginapan tempat mereka tinggal mengungsi, sementara Esthel menyusul beberapa waktu kemudian. Soma yang tertinggal sendiri merasa terpukul, dan berusaha mencari tahu tentang Tamauro. (3) Setelah mengumpulkan informasi dari berbagai narasumber dan mengumpulkan berbagai tehnik yang dapat ia pelajari, Soma bergerak menuju tempat berkumpul Tamauro.
Setelah memporak-porandakan Tamauro, Soma mendapat informasi bahwa pemimpin Tamauro melarikan diri dengan menggunakan sebuah artifak khusus menuju masa depan yang ia rampas dari suatu daerah di Arcadia. (2) Mengetahui apa yang dapat terjadi jika peminpin Tamauro berkeliaran dengan benda itu, Soma mencoba untuk mencari cara untuk mengembalikan dan mengamankan artifak itu. (3) Namun Soma sadar, bahwa kekuatan yang ia miliki tidak dapat mengejar pemimpin Tamauro, sehingga satu-satunya cara agar ia dapat mengejar orang itu adalah dengan memiliki kekuatan yang serupa.
Soma sampai di gua Krona, tempat salah satu ciptaan Arceus tinggal. Ciptaan yang sangat kuat itu bernama Dialga. Soma ingin agar Dialga mengajarkannya kekuatannya. Namun Dialga berkata bahwa ia harus mengalahkan Dialga dalam pertarungan satu lawan satu. Meskipun Soma percaya akan kekuatannya, ia kalah melawan Dialga. (2) Soma kemudian bertemu dengan seorang pelatih pokemon bernama Aster. Ia mengajarkan bagaimana cara melawan pokemon dengan berat seperti Dialga dengan menggunakan tenaga manusia, seperti yang dilakukan pahlawan di zaman dahulu. Setelah menantang Dialga untuk kedua kalinya, Soma berhasil memojokkan Dialga, namun masih gagal mengalahkannya. (3) Meskipun gagal, Dialga merasa salut pada Soma dan memberikan ia sebagian kecil dari kekuatannya. Tidak seperti yang Soma inginkan, kekuatan ini memiliki batasan pada jarak dan fleksibilitasnya. Meskipun begitu, Soma berterima kasih dan melanjutkan perjalanannya.
Setelah mempelajari banyak kekuatan dalam perjalanan waktunya, Soma tidak menyadari bahwa ia telah hampir setara dengan dewa dan ia harus segera menemukan artifak milik Arcadia yang sekarang dimiliki oleh pemimpin Tamauro. (2) Ia memanfaatkan beragam kekuatan yang ia miliki seperti meloncati waktu, mengganti rupa sebagai orang yang pernah ia temui, dan yang lainnya, untuk membantu misinya. (3) Namun ia sadar; seberapa kuatnya ia, ia tidak dapat melakukan semuanya sendiri. Pertemuannya dengan Aster mengajarkannya bahwa ia membutuhkan orang lain dalam hidupnya, sebab ia juga manusia seperti yang lainnya. Soma kemudian mengatur sebuah rencana besar untuk mengumpulkan orang-orang yang ia pikir memiliki potensi untuk membantunya dalam rencananya melawan pemimpin Tamauro. Apa yang berawal dari sekedar pembalasan, berubah seketika menjadi sebuah misi besar bagi Soma…
Manusia adalah makhluk yang istimewa. Mereka tidak pernah dapat ditebak, dan kepribadian mereka sangat beraneka ragam, jauh lebih banyak dari jumlah bintang-bintang di langit atau pasir di laut. (2) Adapun manusia terbagi atas dua jenis: Bios, yang memiliki masa hidup singat dan secara umum lebih lemah dari kerabat mereka, serta Zoes, yang lahir dengan kemampuan setara dengan dewa dan memiliki masa hidup tidak diketahui. Karena perbedaan-perbedaan mereka, Zoes dan Bios hidup saling menjauhi. Bios menduduki Planet, sementara Zoes membangun tempat tinggal mereka di balik langit.
Arceus melihat apa yang terjadi antara para Zoes dan para Bios. Ia melihat bahwa para Bios dapat hidup bersahabat dengan ciptaannya, sementara para Zoes tampak kesepian di kota mereka. (2) Karena itulah ia memberkati para Zoes dengan kekuatan Ataxia, sehingga mereka dapat menciptakan Yang Kuat untuk membantu mereka. Seorang Bios mengetahui perbuatan Arceus, dan Arceus membaca isi hatinya; karena itulah, untuk menghibur para Bios, Arceus mengirimkan piringan-piringan berisi serpihan dari kekuatannya dan menyebarkannya ke penjuru Planet. (3) Semenjak saat itu, para Bios terus memanfaatkan kekuatan mereka dan ciptaan Arceus untuk kehidupan mereka, sementara para Zoes memanfaatkan berkat Arceus untuk melakukan hal yang sama.
Abad demi abad berlalu, para Zoes masih hidup terpisah dengan para Bios. (2) Para Bios telah berhasil mendirikan peradaban yang menakjubkan di muka Planet, membuat hati para Zoes bersemangat. Sementara para Bios sendiri mendirikan sebuah sistem kerajaan besar yang mereka beri nama Arcadia. (3) Para Zoes yang tergabung dalam Arcadian Judges menggunakan kekuatan mereka untuk menegakkan kebenaran dan membantu kedua ras.
Suatu hari, seorang lelaki Bios bernama Chamou jatuh cinta pada seorang Zoes bernama Zestasia. Mereka akhirnya menikah, pernikahan mereka dirayakan sebagai pernikahan antara Bios dan Zoes yang pertama. (2) Kebahagiaan memenuhi kedua pasangan ketika Zestasia melahirkan puteri mereka, yang mereka beri nama Esthel. (3) Lima tahun kemudian, Zestasia melahirkan anaknya yang kedua, seorang putera yang mereka beri nama Soma. (4) Esthel tidak memiliki kemampuan Zoes dari ibunya, namun memiliki hati yang tenang dan senang memberikan senyuman. Senyuman hangat dari Esthel dapat menenangkan hati manusia dan pokemon serupa. Selain itu, Esthel memiliki keunikan yang diturunkan dari ibunya, yakni rambut putih yang halus. Pada ibunya, rambut itu menjadi simbol elemen Normal yang dikaruniakan oleh Yang Kuat; namun pada Esthel, rambut itu hanya sebuah hiasan. (5) Di sisi lain, Soma memiliki kemampuan Zoes dan sangat cepat mempelajari berbagai macam tehnik, termasuk tehnik pertarungan.
Tahun-tahun berlalu dengan damai, hingga suatu hari kota tempat tinggal Soma dan keluarganya diserang oleh sekelompok orang pengendali pokemon yang dipanggil Tamauro. Mereka memporak-porandakan kota. Keluarga Soma berhasil melarikan diri dalam keadaan terluka parah. (2) Chamou dan Zestasia meninggal di penginapan tempat mereka tinggal mengungsi, sementara Esthel menyusul beberapa waktu kemudian. Soma yang tertinggal sendiri merasa terpukul, dan berusaha mencari tahu tentang Tamauro. (3) Setelah mengumpulkan informasi dari berbagai narasumber dan mengumpulkan berbagai tehnik yang dapat ia pelajari, Soma bergerak menuju tempat berkumpul Tamauro.
Setelah memporak-porandakan Tamauro, Soma mendapat informasi bahwa pemimpin Tamauro melarikan diri dengan menggunakan sebuah artifak khusus menuju masa depan yang ia rampas dari suatu daerah di Arcadia. (2) Mengetahui apa yang dapat terjadi jika peminpin Tamauro berkeliaran dengan benda itu, Soma mencoba untuk mencari cara untuk mengembalikan dan mengamankan artifak itu. (3) Namun Soma sadar, bahwa kekuatan yang ia miliki tidak dapat mengejar pemimpin Tamauro, sehingga satu-satunya cara agar ia dapat mengejar orang itu adalah dengan memiliki kekuatan yang serupa.
Soma sampai di gua Krona, tempat salah satu ciptaan Arceus tinggal. Ciptaan yang sangat kuat itu bernama Dialga. Soma ingin agar Dialga mengajarkannya kekuatannya. Namun Dialga berkata bahwa ia harus mengalahkan Dialga dalam pertarungan satu lawan satu. Meskipun Soma percaya akan kekuatannya, ia kalah melawan Dialga. (2) Soma kemudian bertemu dengan seorang pelatih pokemon bernama Aster. Ia mengajarkan bagaimana cara melawan pokemon dengan berat seperti Dialga dengan menggunakan tenaga manusia, seperti yang dilakukan pahlawan di zaman dahulu. Setelah menantang Dialga untuk kedua kalinya, Soma berhasil memojokkan Dialga, namun masih gagal mengalahkannya. (3) Meskipun gagal, Dialga merasa salut pada Soma dan memberikan ia sebagian kecil dari kekuatannya. Tidak seperti yang Soma inginkan, kekuatan ini memiliki batasan pada jarak dan fleksibilitasnya. Meskipun begitu, Soma berterima kasih dan melanjutkan perjalanannya.
Setelah mempelajari banyak kekuatan dalam perjalanan waktunya, Soma tidak menyadari bahwa ia telah hampir setara dengan dewa dan ia harus segera menemukan artifak milik Arcadia yang sekarang dimiliki oleh pemimpin Tamauro. (2) Ia memanfaatkan beragam kekuatan yang ia miliki seperti meloncati waktu, mengganti rupa sebagai orang yang pernah ia temui, dan yang lainnya, untuk membantu misinya. (3) Namun ia sadar; seberapa kuatnya ia, ia tidak dapat melakukan semuanya sendiri. Pertemuannya dengan Aster mengajarkannya bahwa ia membutuhkan orang lain dalam hidupnya, sebab ia juga manusia seperti yang lainnya. Soma kemudian mengatur sebuah rencana besar untuk mengumpulkan orang-orang yang ia pikir memiliki potensi untuk membantunya dalam rencananya melawan pemimpin Tamauro. Apa yang berawal dari sekedar pembalasan, berubah seketika menjadi sebuah misi besar bagi Soma…