frozen grace
Kulangkahkan
kakiku menuju bagian dalam bangunan tua itu. Deru salju dari luar terdengar
bagai teriakan seorang wanita, menembus bahkan sampai kedalam sweater yang
kukenakan.
“Kamu yakin tidak apa-apa?” tanyaku kepada teman gadisku, tubuhnya tampak menggigil kedinginan.
Kulepaskan sweater milikku, dan kukenakan padanya.
Badai salju diluar terdengar semakin menggila, kaos lengan panjang yang menggantikan sweater tebalku tidak membantu banyak. Tetapi tidak apalah, badai pasti berlalu.
..
...
…
...
..
Merasa bosan hanya duduk menunggu di bangunan tua ini, aku dan temanku memutuskan untuk melihat-lihat isi bangunan ini.
Bangunan aneh yang terdapat di rute hiking kami ini sudah selalu mengundang perhatianku. Namun, baru kali ini aku dapat menelusurinya sampai sedalam ini…
Setelah beberapa lama berjalan, aku merasakan sentuhan jari temanku yang dingin di pundakku. Karena terkejut, aku hampir saja menjatuhkan senter kecilku.
“Ada apa?” tanyaku.
“Kamu mendengar sesuatu?” Tanya temanku.
“Selain dari badai salju diluar, langkah kaki kita, dan suara Ratatta yang terkadang dapat didengar?” tanyaku lagi.
“Ya… A-Aku mendengar suara perempuan, tadi…” jawabnya gugup.
“Aku juga baru saja mendengarnya…” kataku sambil tersenyum kecil, agak bercanda.
Wajah temanku memerah.
“Aku serius!” ujarnya. “Aku merasa seperti ada suara gadis yang mengikuti kita dari tadi… Tapi aku tidak tahu dari mana suara itu…” jelasnya.
Aneh. Aku tidak mendengar suara seperti itu.
“Mungkin hanya perasaanmu saja…” ujarku menenangkannya.
Kami berdua sampai ke sebuah ruangan yang nampak… Berbeda dari ruangan lainnya. Terdapat dua buah komputer, dua buah rak buku bertingkat, tangga yang digunakan untuk memanjat rak, dan kertas yang berserakan dimana-mana.
Rasa ingin tahuku membuatku membaca banyak buku disana. Berbagai macam buku tentang sains, pokemon, mitologi, dan bahkan urban legend terkumpul dalam dua rak yang penuh. Tetapi, ada satu hal yang paling menarik perhatianku…
Sebuah jurnal yang bertuliskan “Yuki-Onna Project” pada sampulnya. Karena merasa tertarik dan bersemangat, (Aku tahu legenda mengenai Yuki-Onna*) akupun membalik tiap halaman jurnal itu dan membacanya;
“Hari Pertama:
Aku dan sahabatku memutuskan untuk menggunakan Snorunt betina milikku untuk eksperimen ini. Kami mengisolasi Snorunt tersebut di dalam ruangan khusus, lengkap dengan makanan, minuman, oksigen zat penumbuh dan zat penunda yang cukup untuk kebutuhannya selama eksperimen ini. Kami juga telah memasangkan Dawn Stone yang sudah diperkuat pada Snorunt itu dari pagi hari. Kami akan memulai isolasi malam ini.
Hari Kedua:
Zat penumbuh yang kami gunakan sepertinya manjur. Dalam semalam, Snorunt sudah mengalami kenaikan tingkat secara signifikan. Zat penunda yang kami gunakan juga sepertinya bekerja cukup baik dalam mencegah Snorunt berevolusi. Snorunt masih bertindak normal, tidak ada perubahan signifikan dalam sifat lainnya.
Hari Ketiga:
Snorunt tampak lebih eratik dari biasanya. Dawn Stone tampak menyala kecil di tubuhnya, namun tidak ada perbuahan yang berarti hari ini. Kami juga mengurangi dosis zat penunda dan menambahkan dosis zat penumbuh yang kami berikan pada Snorunt hari ini.
Hari Keempat:
Dawn Stone menyala dengan sangat terang! Snorunt tampak sangat eratik dan agresif hari ini. Apa percobaan kita berhasil? Hari kelima akan menjadi penentunya. Oh, dan kami juga berhenti memberikan zat penunda hari ini dan menggantikannya dengan serum otak. Kami masih menambahkan dosis zat penumbuh hari ini.
Hari Kelima:
Kami tidak percaya dengan apa yang kami lihat hari ini. Snorunt menghilang. Ia tidak kabur, tidak ada tanda perngrusakan atau aktivitas pokemon pada kandang. Kami juga melacak aktivitas pokemon gGhost untuk memastikan kemungkinan evolusi Frosslass Froslass, namun tidak kami dapatkan. Yang tersisa dari Snorunt hanyalah kubangan air. Aku tahu, dan takut akan implikasi mengenai apa yang “terjadi” pada Snorunt milikku. Maafkan aku, Snorunt…
Eksperimen “Yuki-Onna Project” ditutup dan dianggap gagal. Malam ini kami akan membersihkan tempat ini, mengosongkan lemari buku dan memusnahkan arsip yang tidak diperlukan. Mungkin hanya jurnal ini yang akan kubawa pulang dari tempat ini… Heheh…”
Wajahku mendadak pucat setelah membaca jurnal itu.
“Sayang eksperimen mereka gagal… Pasti mereka sangat menyesal. Terutama pemilik Snorunt itu. Ia sepertinya sangat sayang pada pokemonnya. Kira-kira, dimana mereka sekarang, yah?” ujar temanku padaku.
Wajahku hanya bertambah pucat setelah mendengar itu. Aku tahu bahwa ada sesuatu yang salah disini. Akupun teringat akan “suara gadis” yang temanku katakan.
“Kita harus cepat pergi dari sini!” seruku seraya menggenggam tangan temanku. Semoga saja kita belum terlambat!
Kami berdua berlari menembus bangunan tua itu. Tangan kiriku memegang temanku, sementara tangan kananku memegang senter.
Di salah satu lorong, aku sadar bahwa kita sudah terlambat.
Agak jauh di depan kami, sesosok gadis tampak melayang dengan lembut, tatapannya yang dingin terarah pada kami.
Gadis itu tampak mengenakan kimono putih dengan pengikat merah, bagian kaki kimono itu tampak melayang bebas di udara, di atas lantai. Rambut putihnya yang panjang dihiasi dengan hiasan rambut berwarna biru kristal. Tampak hawa dingin seperti es keluar dari tubuhnya.
Jika tidak karena rasa takut dan gugup, mungkin aku masih akan sempat memuji kecantikannya, tapi…
“Cih…” aku menarik temanku berbelok di persimpangan lorong, menuju ruang depan. Namun sebelum aku tahu, sosok itu sudah menyambut kami dengan tatapannya yang dingin itu.
Temanku berteriak ketakutan seraya mencengkeram lenganku.
Sosok itu tampak mengulurkan tangannya ke depan, angin sedingin es berhembus kearahku dan temanku.
Dengan cepat, sosok itu membuat hawa dingin di sekitarnya menjadi sebuah tombak es dan melemparkannya kearah temanku, menancapkannya ke dinding.
Aku berteriak, namun tidak tahu apa yang harus kulakukan.
Sosok itu melayang ke arahku, angin sedingin es berputar di sekeliling kami.
Pemandangan terakhir yang kulihat adalah wajah gadis itu, sebelum semuanya terasa membeku, dalam es yang abadi.
Frozen Grace: END
(neo)
*Yuki-Onna adalah legenda yang berasal dari Jepang, mengenai sesosok wanita yang muncul di tempat bersalju. Banyak versi dari legendanya mengatakan bahwa ia memiliki kekuatan atas salju, es, dan hawa dingin. Penggambarannya dalam legenda juga bermacam-macam, mulai dari sosok yang jahat hingga netral atau bahkan baik.
“Kamu yakin tidak apa-apa?” tanyaku kepada teman gadisku, tubuhnya tampak menggigil kedinginan.
Kulepaskan sweater milikku, dan kukenakan padanya.
Badai salju diluar terdengar semakin menggila, kaos lengan panjang yang menggantikan sweater tebalku tidak membantu banyak. Tetapi tidak apalah, badai pasti berlalu.
..
...
…
...
..
Merasa bosan hanya duduk menunggu di bangunan tua ini, aku dan temanku memutuskan untuk melihat-lihat isi bangunan ini.
Bangunan aneh yang terdapat di rute hiking kami ini sudah selalu mengundang perhatianku. Namun, baru kali ini aku dapat menelusurinya sampai sedalam ini…
Setelah beberapa lama berjalan, aku merasakan sentuhan jari temanku yang dingin di pundakku. Karena terkejut, aku hampir saja menjatuhkan senter kecilku.
“Ada apa?” tanyaku.
“Kamu mendengar sesuatu?” Tanya temanku.
“Selain dari badai salju diluar, langkah kaki kita, dan suara Ratatta yang terkadang dapat didengar?” tanyaku lagi.
“Ya… A-Aku mendengar suara perempuan, tadi…” jawabnya gugup.
“Aku juga baru saja mendengarnya…” kataku sambil tersenyum kecil, agak bercanda.
Wajah temanku memerah.
“Aku serius!” ujarnya. “Aku merasa seperti ada suara gadis yang mengikuti kita dari tadi… Tapi aku tidak tahu dari mana suara itu…” jelasnya.
Aneh. Aku tidak mendengar suara seperti itu.
“Mungkin hanya perasaanmu saja…” ujarku menenangkannya.
Kami berdua sampai ke sebuah ruangan yang nampak… Berbeda dari ruangan lainnya. Terdapat dua buah komputer, dua buah rak buku bertingkat, tangga yang digunakan untuk memanjat rak, dan kertas yang berserakan dimana-mana.
Rasa ingin tahuku membuatku membaca banyak buku disana. Berbagai macam buku tentang sains, pokemon, mitologi, dan bahkan urban legend terkumpul dalam dua rak yang penuh. Tetapi, ada satu hal yang paling menarik perhatianku…
Sebuah jurnal yang bertuliskan “Yuki-Onna Project” pada sampulnya. Karena merasa tertarik dan bersemangat, (Aku tahu legenda mengenai Yuki-Onna*) akupun membalik tiap halaman jurnal itu dan membacanya;
“Hari Pertama:
Aku dan sahabatku memutuskan untuk menggunakan Snorunt betina milikku untuk eksperimen ini. Kami mengisolasi Snorunt tersebut di dalam ruangan khusus, lengkap dengan makanan, minuman, oksigen zat penumbuh dan zat penunda yang cukup untuk kebutuhannya selama eksperimen ini. Kami juga telah memasangkan Dawn Stone yang sudah diperkuat pada Snorunt itu dari pagi hari. Kami akan memulai isolasi malam ini.
Hari Kedua:
Zat penumbuh yang kami gunakan sepertinya manjur. Dalam semalam, Snorunt sudah mengalami kenaikan tingkat secara signifikan. Zat penunda yang kami gunakan juga sepertinya bekerja cukup baik dalam mencegah Snorunt berevolusi. Snorunt masih bertindak normal, tidak ada perubahan signifikan dalam sifat lainnya.
Hari Ketiga:
Snorunt tampak lebih eratik dari biasanya. Dawn Stone tampak menyala kecil di tubuhnya, namun tidak ada perbuahan yang berarti hari ini. Kami juga mengurangi dosis zat penunda dan menambahkan dosis zat penumbuh yang kami berikan pada Snorunt hari ini.
Hari Keempat:
Dawn Stone menyala dengan sangat terang! Snorunt tampak sangat eratik dan agresif hari ini. Apa percobaan kita berhasil? Hari kelima akan menjadi penentunya. Oh, dan kami juga berhenti memberikan zat penunda hari ini dan menggantikannya dengan serum otak. Kami masih menambahkan dosis zat penumbuh hari ini.
Hari Kelima:
Kami tidak percaya dengan apa yang kami lihat hari ini. Snorunt menghilang. Ia tidak kabur, tidak ada tanda perngrusakan atau aktivitas pokemon pada kandang. Kami juga melacak aktivitas pokemon gGhost untuk memastikan kemungkinan evolusi Frosslass Froslass, namun tidak kami dapatkan. Yang tersisa dari Snorunt hanyalah kubangan air. Aku tahu, dan takut akan implikasi mengenai apa yang “terjadi” pada Snorunt milikku. Maafkan aku, Snorunt…
Eksperimen “Yuki-Onna Project” ditutup dan dianggap gagal. Malam ini kami akan membersihkan tempat ini, mengosongkan lemari buku dan memusnahkan arsip yang tidak diperlukan. Mungkin hanya jurnal ini yang akan kubawa pulang dari tempat ini… Heheh…”
Wajahku mendadak pucat setelah membaca jurnal itu.
“Sayang eksperimen mereka gagal… Pasti mereka sangat menyesal. Terutama pemilik Snorunt itu. Ia sepertinya sangat sayang pada pokemonnya. Kira-kira, dimana mereka sekarang, yah?” ujar temanku padaku.
Wajahku hanya bertambah pucat setelah mendengar itu. Aku tahu bahwa ada sesuatu yang salah disini. Akupun teringat akan “suara gadis” yang temanku katakan.
“Kita harus cepat pergi dari sini!” seruku seraya menggenggam tangan temanku. Semoga saja kita belum terlambat!
Kami berdua berlari menembus bangunan tua itu. Tangan kiriku memegang temanku, sementara tangan kananku memegang senter.
Di salah satu lorong, aku sadar bahwa kita sudah terlambat.
Agak jauh di depan kami, sesosok gadis tampak melayang dengan lembut, tatapannya yang dingin terarah pada kami.
Gadis itu tampak mengenakan kimono putih dengan pengikat merah, bagian kaki kimono itu tampak melayang bebas di udara, di atas lantai. Rambut putihnya yang panjang dihiasi dengan hiasan rambut berwarna biru kristal. Tampak hawa dingin seperti es keluar dari tubuhnya.
Jika tidak karena rasa takut dan gugup, mungkin aku masih akan sempat memuji kecantikannya, tapi…
“Cih…” aku menarik temanku berbelok di persimpangan lorong, menuju ruang depan. Namun sebelum aku tahu, sosok itu sudah menyambut kami dengan tatapannya yang dingin itu.
Temanku berteriak ketakutan seraya mencengkeram lenganku.
Sosok itu tampak mengulurkan tangannya ke depan, angin sedingin es berhembus kearahku dan temanku.
Dengan cepat, sosok itu membuat hawa dingin di sekitarnya menjadi sebuah tombak es dan melemparkannya kearah temanku, menancapkannya ke dinding.
Aku berteriak, namun tidak tahu apa yang harus kulakukan.
Sosok itu melayang ke arahku, angin sedingin es berputar di sekeliling kami.
Pemandangan terakhir yang kulihat adalah wajah gadis itu, sebelum semuanya terasa membeku, dalam es yang abadi.
Frozen Grace: END
(neo)
*Yuki-Onna adalah legenda yang berasal dari Jepang, mengenai sesosok wanita yang muncul di tempat bersalju. Banyak versi dari legendanya mengatakan bahwa ia memiliki kekuatan atas salju, es, dan hawa dingin. Penggambarannya dalam legenda juga bermacam-macam, mulai dari sosok yang jahat hingga netral atau bahkan baik.